Cara Mentimulasi Kecerdasan Anak

 Stimulasi Kecerdasan Anak 
Stimulasi Kecerdasan Anak - Jika kita mengukur kecerdasan anak hanya dari nilai yang ia peroleh dari sekolah, itu artinya kita masih berorientasi pada kecerdasan dalam arti sempit. Jika anak belum sekolah berarti kita tidak akan tahu anak itu cerdas atau tidak. Selama ini, banyak dari kita para orangtua yang hanya mementingkan IQ semata. Kita hanya akan merasa bangga kalau anak rangking 1 di sekolah, juara olimpiade fisika atau matematika, tetapi kita menyepelekan jika ada anak yang jago sepak bola, menyanyi, pandai bergaul, pandai bahasa, olahraga dan sebagainya. Padahal kejeniusan bukan semata-mata memiliki IQ tinggi di atas 130. Jenius bisa dimiliki anak di bidang apapun (seni, olahraga, sastra, agama, budi pekerti dan lainnya).

Multiple Intelegensia

Ada berbagai macam teori para ahli dalam membagai atau menggolongkan kecerdasan anak dan cara stimulasi atau merangsang kecerdasan anak. Howard Garner, dalam bukunya “Multiple Intelegensia”, membagi kecerdasan anak dalam spektrum yang cukup luas.

Anak yang mempunyai kecerdasan ini berbakat menjadi ahli statistik, matematik, insinyur, teknisi, ekonomi dan lainnya. Di sekolah termasuk anak yang berprestasi. Anak dengan kecerdasan ini menyukai menganalisis sesuatu dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu. Ketika menghadapai masalah matematika, ia dapat menyelesaikannya dengan mudah, begitu juga dalam berhitung dapat melakukannya dengan cepat.

Cara stimulasi : Sedini mungkin (bahkan saat anak masih bayi) anak diperkenalkan pada konsep bilangan, kemudian konsep angka

Kecerdasan Bahasa

Anak dengan kecerdasan bahasa dan kata menyukai kegiatan membaca, membuat puisi atau tulisan lainnya. Daya ingat anak dengan kecerdasan ini lebih tinggi dari anak lainnya. Pembelajaran lebih mudah dilakukan dengan mendengarkan dan dengan verbalisasi. Membaca dan menulis adalah hal yang menyenangkan. Anak sangat pandai bicara dan mempunyai imajinasi mengarang cerita atau lelucon. Anak dengan kecerdasan ini berbakat menjadi presenter, pengarang, penyair, wartawan, penulis novel dan profesi lain yang banyak melibatkan bahasa dan kata-kata.

Cara stimulasi : Ketika anak masih bayi atau bahkan di dalam kandungan, bacakan buku cerita untuknya. Kenalkan anak dengan buku sedini mungkin dan sering-sering ajak anak membaca dongeng atau buku lainnya. Saat anak sudah bisa berkata-kata, anda dapat bercerita padanya dan pancing mereka untuk bercerita.Ia sangat peka terhadap suara-suara nonverbal di sekitarnya.

Kecerdasan Bernyanyi

Anak juga suka bernyanyi untuk dirinya sendiri dan orang lain. Ia sangat responsif dan dapat mengikuti irama yang didengar ketika mendengarkan suara musik. Anak dengan kecerdasan ini berbakat menjadi penyanyi, pemain musik, pencipta lagu, guru musik dan profesi lainnya yang berhubungan dengan musik.

Cara stimulasi : Berikan alat yang dapat menghasilkan bunyi, tidak perlu mahal, perkakas rumah tangga pun jadi misalnya kaleng, sendok, gelas dan sebagainya. Kita juga sering memperdengarkan musik pada anak.

Kecerdasan Gambar

Cerdas gambar atau spasial. Anak dengan kecerdasan ini lebih bisa memahami gambar daripada kata-kata. Ia punya daya imajinasi bentuk yang tingi dan biasanya suka melamun. Sejak kecil ia suka mencorat-coret dan menggambar. Ketika dewasa anak berbakat menjadi arsitek, pelukis, animator, atau desainer.

Cara stimulasi : Orangtua tidak perlu risau dengan ulah anak yang suka menggambar di media yang tidak seharusnya, seperti di tembok atau di buku-buku lain. Yang penting kita mengarahkan dengan halus dan memfasilitasinya untuk mengekspresikan daya kreasinya. Sediakan krayon, pensil warna, buku gambar dan perlengkapan gambar lainnya.

Kecerdasan Kinestetik

Cerdas kinestetik atau gerakAnak ini mempunyai kemampuan motorik yang lebih dari anak lainnya, baik motorik kasar seperti olahraga dan menari, ataupun motorik halus seperti menggambar, membuat patung. Di sekolah anak lebih menyukai pelajaran yang mengandalkan gerakan tubuh seperti olahraga, seni tari, senam dan lainnya. Ketika dewasa anak berbakat menjadi olahragawan, penari, instruktur senam, pemain teater desainer, penjahit dan lainnya.

Cara stimulasi : Perdengarkan musik agar anak bergerak sesuai irama. Jika anak suka pada olahraga atau seni, anda bisa mendaftarkan anak pada les seni atau olahraga.

Kecerdasan Empati

Sejak kecil anak sudah suka bergaul dengan orang lain dan mempunyai empati yang tinggi pada orang di sekitarnya. Saat dewasa anak berbakat menjadi aktivis organisasi, politisi, manajer, pbulic relation dan lainnya.

Cara stimulasi : Anak sangat suka berdiskusi, bahkan dalam belajar anak lebih dapat menerima pelajaran dengan diskusi daripada belajar sendiri. Orangtua harus menemaninya diskusi dan biarkan anak bermain dengan teman sebayanya di sekitar rumah untuk melatih kemampuannya mengembangkan kecerdasan ini.

Kecerdasan Intrapersonal

Cerdas intrapersonal atau cardas diri. Anak cenderung penyendiri dan suka menyepi. Di balik kesendiriannya, ia suka berpikir dan merupakan tipe pemikir. Anak mempunyai kepercayaan diri yang kuat dan sangat mandiri. Hasil dari pemikirannya kadang dituangkan dalam bentuk karya. Saat dewasa anak berbakat menjadi filsafat, penyair, sastrawan.

Cara stimulasi : Ketika anak lebih suka menyendiri daripada bergaul dengan temannya, orangtua lebih baik menyediakan media untuk mengekspresikannya. Berika buku harian dimana anak bebas menuliskan apa saja yang dirasakannya.

Kecerdasan Alam

Cerdas alam atau naturalis. Anak sangat peka terhadap lingkungannya. Berkunjung ke kebun binatang atau taman merupakan pilihan yang sangat mendukung perkembangan kecerdasannya. Ia sangat suka mengamati alam, satwa dan tumbuhan. Anak berbakat menjadi ahli biologi, dokter hewan, aktivis lingkungan, petualang alam, pencinta alam, ahli astronomi dan lainnya.

Cara stimulasi : Ajak anak jalan-jalan mengamati alam dan sekitarnya. Belikan hewan yang menjadi minatnya untuk dipelihara. Ajak juga ia berkebun dan merawat hewan peliharaan.

Setelah melihat beragam kecerdasan di atas maka tidak sepantasnya kita memberikan cap “bodoh” pada seorang anak. Jika ada orangtua atau guru yang masih berpikir seperti itu maka sebenarnya merekalah yang bodoh karena tidak mampu menggali potensi anak. Setiap anak diberi kelebihan sekalipun mereka terlahir cacat. Stimulasi kecerdasan anak yang tepat sesuai potensi yang ada pada anak, pastinya akan sangat membantu tumbuh kembang anak.

Saya yakin anak anda memiliki kelebihan pada salah satu kecerdasan anak di atas atau mungkin lebih. Kita tidak perlu berkecil hati ketika anak lemah dalam belajar berhitung, karena mungkin kelebihan anak kita ada pada bidang lain. Hargailah kelebihan anak kita dan jangan paksakan untuk menekuni sesuatu hal di luar batas kemampuannya.

Sillahkan tinggalkan komentar Anda jika Anda menyukai atau memiliki pendapat tentang artikel ini dan jangan ragu untuk membagikannya di social media yang Anda miliki.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »