Taman Ayun, Sebuah Tempat Wisata Warisan Dari Kerajaan Mengwi

Taman Ayun
Jika Anda mengalami liburan di Bali dan ingin mencari suasana baru untuk keluar dari hiruk pikuk Kuta, pantai dan hiburan lainnya, Anda mungkin harus mengunjungi bagian utara dari Kabupaten Badung di mana Anda dapat menemukan beberapa tempat yang lebih tenang. Wilayah ini memang berdekatan dengan kabupaten lainnya seperti Gianyar dan Tabanan, sehingga Anda juga dapat mengunjungi obyek-obyek wisata lainnya di kabupaten ini dalamsekali jalan. Salah satu obyek wisata yang terkenal di daerah Utara Badung adalah Taman Ayun.

Taman Ayun merupakan obyek wisata budaya yang terletak di Desa Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Dari pusat Kota Denpasar, tempat ini bisa ditempuh dalam 30 menit atau berjarak sekitar 20 km. Taman Ayun adalah sebuah istana / taman yang difungsikan juga sebagai tempat pura. Daerah ini merupakan warisan sejarah yang penting dari Mengwi Raya. Selain itu, daerah di luar Taman Ayun, ada juga Manusa Museum Yadnya yang memberikan pengunjung berupa barang-barang yang digunakan dalam Manusa Yadnya, mulai dari ritual ketika manusia masih dalam kandungan sampai seseorang meninggal .

Taman Ayun
Taman Ayun dibangun pada tahun 1634 oleh Raja Mengwi, I Gusti Agung Ngurah Made Agung. Pada awalnya, tempat ini adalah sebuah tempat peristirahatan pribadi untuk keluarga dari kerajaan Mengwi. Beberapa abad kemudian, setelah kerajaan ini ditaklukkan oleh Kerajaan Badung, tempat ini tidak lagi dimilik pribadi oleh keluarga kerajaan Mengwi. Pada masa tersebut, taman ini digunakan untuk hiburan tradisional dan juga tempat untuk "tajen" (sambung ayam). Itulah sebabnya, jika Anda sekarang berjalan di sekitar wilayah Taman Ayun, Anda akan melihat beberapa Ayam Jantan atau Ayam Jago di dalam kandang yang kokoh dan artistik. Selain itu, Taman Ayun juga dikelilingi oleh sungai buatan dan juga ditanami beberapa tanaman langka yang terdapat di Bali.

Sama seperti struktur candi Bali pada umumnya, tempat ini juga terdiri dari tiga bagian / tingkat, Nista Mandala (paling luar bagian), Madya Mandala (bagian tengah), dan Utama Mandala (utama atau inti bagian yang juga merupakan lokasi dari sakral dari candi ini). Dalam Nista Mandala, sungai buatan terletak sekitar seluruh wilayah Taman Ayun. Untuk masuk ke tempat ini, hanya ada satu pintu gerbang yang akan dilalui dan hanya bisa dimasuki melalui jika kita melewati jembatan. Setelah memasuki pintu gerbang, Anda akan langsung melihat Madya Mandala di mana sebuah taman hijau yang luas terletak dilengkapi dengan kolam yang indah dan air mancur di tengah. 

Bale Pertunjukan
Selain itu, ada juga "Bale Pertunjukkan" di mana Anda dapat melihat sebuah panggung kecil di tengah-tengah tempat tersebut. Ada juga beberapa patung manusia di sana, berpose aktivitas tajen. Ada juga "Bale Kulkul" yang terletak di taman sisi barat dan "Bale Daja" di sisi timur. Bale Kulkul adalah menara dengan ketinggian 15 meter yang. Kulkul adalah sebenarnya semacam lonceng besar terbuat dari kayu yang terdengar untuk memanggil orang-orang untuk berkumpul jika ada pengumuman penting, rapat desa, atau bisa juga terdengar sinyal bahaya.
Jika Anda ingin melihat seluruh panorama Taman Ayun dari ketinggian, Anda bisa mendaki menara ini. Sementara itu, "Bale Daja" adalah semacam tempat peristirahatan utama yang digunakan untuk mengadakan pertemuan atau bisa juga digunakan sebagai tempat untuk Sekehe Gong (orkestra musik Bali) yang dimainkan pada saat jika diadakan upacara. Di bagian utama atau Utama Mandala, ada Pura Taman Ayun dengan lebar 20 x 20 meter. Candi ini dikelilingi oleh kolam teratai yang indah. Sayangnya, tidak ada pengunjung diperbolehkan memasuki kuil ini karena untuk menjaga kesucian tempat ini. Di dalam candi ini, ada juga Padmasana Singgasana Sang Hyang Tri Murthi, yang merupakan tempat ibadah untuk tiga Dewa utama Hindu (Brahma, Wisnu, dan Siwa). Ada sekitar 50 meru indah di candi ini. Meru adalah tempat untuk menempatkan persembahan atau disebut "banten" jika ada upacara keagamaan.

Taman Ayun

Jika dibandingkan dengan candi-candi lain di Bali, Pura Taman Ayun memiliki keunikannya sendiri. Jika meru di candi-candi lainnya memiliki 5 atau 9 tingkatan atap, di Pura Taman Ayun meru memiliki 11 atap tingkatan atau biasa disebut sebagai meru tumpang solas. Meru semacam ini biasanya digunakan di kuil kerajaan atau keluarga kerajaan, dan tidak diperuntukan untuk umum. Alasannya adalah bahwa setiap meru di candi ini dibangun untuk menghormati nenek moyang  atau leluhur mereka.

Selain fungsinya sebagai sebuah kuil suci di Bali, Taman Ayun juga bisa Anda kunjungi sebagai sebuahpilihan tempat wisata keluarga, dan juga tempat ini cocok untuk tempat anda berfoto karena keindahan dan nilai sejarah dari tempat ini. Jika Anda mengunjungi bagian utara Kabupaten Badung, pastikan Anda mengunjungi tempat ini.

Taman Ayun

Sillahkan tinggalkan komentar Anda jika Anda menyukai atau memiliki pendapat tentang artikel ini dan jangan ragu untuk membagikannya di social media yang Anda miliki.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »