Mengenal Karakter Anak

Mengenal Karakter Anak

Bagi pecinta film India, pasti pernah mendengar atau menonton film yang berjudul “Taare Zameen Par” yang menceritakan kisah seorang anak yang mempunyai penyakit disleksia. Bagi yang sudah menonton mungkin akan tergugah.Tapi disini saya bukan untuk menceritakan film tersebut. Semua itu hanya sebagai bahan dan sebuah inspirasi bagi para orang tua dimana kisah dalam film tersebut menceritakan betapa pentingnya orang tua untuk mengenali anaknya.

Berbeda dengan fase usia anak lainnya,karakter  anak usia dini memiliki karakteristik yang khas. Sebagai orang tua wajib mengenal karakter anaknya sendiri. Disini saya akan mencoba menjelaskan beberapa karakter anak usia dini.

Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Besar

Anak usia dini mempunyai ketertarikan yang besar dengan dunia sekitarnya. Pada masa bayi, ketertarikan ini ditunjukkan dengan meraih dan memasukan sesuatu ke dalam mulutnya. Pada usia 3-4 tahun, selain sering membongkar pasang segala sesuatu, anak juga sering bertanya walaupun dengan bahasa yang sangat sederhana. Tugas kita sebagai orang tua adalah keingintahuan anak, misalnya dengan menyediakan berbagai benda atau tiruannya untuk dibongkar pasang. Selain itu setiap pertanyaan anak perlu dilayani dengan jawaban yang bijak dan komprehensif, tidak sekedar menjawab. Bahkan jika perlu, keingintahuan anak bisa kita rangsang dengan mengajukan pertanyaan balik sehingga menajdi dialog yang menyenangkan.

Suka Berfantasi dan Berimajinasi

Anak-anak sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai hal jauh melampaui kondisi nyata. Anak dapat menceritakan berbagai hal seolah-olah dia melihat atau mengalaminya sendiri, padahal itu adalah hasil fantasi atau imajinasinya saja. Kadang anak usia dini juga belum dapat memisahkan dengan jelas antara kenyataan dan fantasi. Biasanya anak-anak sangat luas dalam berfantasi. Misalnya kursi dibalik dijadikan kereta kuda, taplak meja dibuat menjadi perahu, dan lain-lain. Sedangkan imajinasi pada anak adalah munculnya teman imajiner.

Teman imajiner dapat berupa orang, hewan atau benda yang diciptakan anak dalam khayalannya untuk berperan sebagai seorang teman. Oleh karena itu, seringkali kita mendapati anak sedang berbicara sendiri seolah-olah ada yang mengajaknya berbicara. Fantasi dan imajinasi pada anak sangat penting bagi pengembangan kreativitas dan bahasanya. Oleh karena itu, orang tua perlu mengarahkan agar secara perlahan. Fantasi dan imajinasi tersebut perlu dikembangkan melalui berbagai kegiatan misalnya dengan bercerita atau mendongeng.

Masa Paling Potensial Untuk Belajar

Anak usia dini sering juga disebut dengan istilah golden age atau usia emas, hal ini dikarenakan pada rentang usia ini anak mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai hal. Sebagai orang tua perlu memberikan berbagai stimulasi yang tepat agar masa-masa emas ini tidak terlewatkan begitu saja, tetapi diisi dengan hal-hal yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Menunjukkan Sikap Egosentris

Egosentris berarti “berpusat pada aku” artinya anak usia dini pada umumnya hanya memahami sesuatu dari sudut pandang sendiri, bukan sudut pandang orang lain. Hal ini terlihat dari perilaku anak, misalnya berebut mainan, menangis ketika keinginannya tidak terpenuhi, menganggap ayah dan ibunya adalah mutlak orang tuanya saja bukan orang tua dari adik atau kakaknya.

Oleh karena itu perang orang tua adalah membantu mengurangi egosentris anak dengan berbagai hal, misalnya mengajak anak mendengarkan cerita, melatih kepedulian sosial dan empati anak dengan memberi sedekah pada anak yatim atau fakir miskin, dan lain-lain.

Demikian tadi sedikit ulasan tentang Mengenal Karakter Anak, semoga informasi tadi bermanfaat khususnya bagi kita para orang tua agar bisa lebih memahami tumbuh kembang buah kita.

Sillahkan tinggalkan komentar Anda jika Anda menyukai atau memiliki pendapat tentang artikel ini dan jangan ragu untuk membagikannya di social media yang Anda miliki.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »